Nama Joni Ariadinata mungkin tak terdengar heboh seperti penulis-penulis lain seperti Asma Nadia, Tere Liye atau yang lainnya, tapi jangan salah sangka, beliau adalah penulis kesohor yang bersama Taufik Ismail memperkenalkan sastra ke sekolah-sekolah SMA hingga ke pelosok-pelosok daerah melalui programnya Sastrawan Bicara Siswa Bertanya. Lewat cerpennya yang berjudul Lampor, ia berhasil menyabet cerpenis Kompas terbaik tahun 1994. Tahun 1997 ia meraih penghargaan Cerpenis Terbaik Nasional BSMI atas karyanya Keluarga Mudrika.
Siapa sih Joni Ariadinata itu?
Beliau lahir di Majalengka tahun 1966. Ia mulai menekuni dunia kepenulisan tahun 1993. Sebelum menjadi penulis, hidupnya berkubang pada masalah ekonomi yang papa. Bahkan, katanya, untuk sekedar menegakkan tulang belakangnya saja ia sempat menjadi penarik becak di kota gudeg. Dari situlah kemudian ia belajar merangkai kata demi kata dan kalimat demi kalimat hingga akhirnya bisa menjadi seperti sekarang ini.
Tak seperti kebanyakan penulis lainnya, Joni Ariadinata tak pernah meninggalkan kebiasaannya menjalankan puasa Nabi Daud a.s. (selanjutnya saya sebut puasa Daud). Konon kebiasaannya ini bermula ketika dia mendapatkan ijazah dari seorang kyai di Joga untuk membiasakan puasa Daud. Setelah terbiasa menjalankan puasa Daud ini kehidupannya perlahan mulai membaik. Melalui cerpennya berjudul Lampor, karirnya sebagai seorang penulis dan sastrawan mulai terbuka lebar. Sampai saat ini karirnya tak pernah meredup, bahkan ia pernah menerima Anugrah Pena 2005 atas kumpulan cerpennya “Malaikat tak Datang Malam Hari", serta Tahun 2007 kumpulan cerpennya itu meraih Hadiah Sastra Pusat Bahasa.
Berikut jejak karir dan karyanya yang saya kutip dari situs goodreads.com.
0 comments:
Post a Comment