05/10/2015

7 Penyakit Penulis Pemula Yang Harus Dihindari


Banyak orang ingin jadi penulis, namun sampai bertahun-tahun tidak juga bisa menerbitkan karya mereka. Mengapa bisa? Karena mereka tidak pernah action. Masih sebatas talk only. Disamping itu, ada 7 penyakit penulis pemula yang biasanya menggerogoti semangat mereka. Apa saja itu?

Berikut ini tujuh penyakit yang sering dialami para penulis pemula yang harus segera dibasmi dan dicegah penjalarannya :

1. Merasa tidak percaya diri. Setiap kali hendak memulai nulis selalu terbersit keragu-raguan apakah tulisannya nanti bagus atau tidak. "Takut nanti tulisannya jelek." Begitulah pernyataan psimisme yang selalu menghantui para penulis pemula. Asalkan tahu saja, pernyataan seperti itu bagai menyimpan gigi busuk di mulut. Buat makan susah, kepala cenat-cenut, mau dicopot harus nunggu rasa sakitnya hilang dulu. Akibatnya, tidak bisa berbuat apa-apa.

2. Kurang membaca. Buku adalah jendela dunia. Begitulah orang bijak berkata. Dengan membaca buku kita akan jadi banyak tahu tentang segala hal. Dengan membaca buku kita jadi tahu bagaimana cara menulis yang baik, cara merangkai cerita yang bagus, cara menciptakan karakter yang hidup.

3. Selalu mentok di awal menulis. Banyak penulis pemula yang merasa tidak tahu harus menulis dari mana. Nulis kalimat begini salah, kalimat begitu salah. Akibatnya jadi tidak nulis-nulis. Iya nggak? Nah, kenapa bisa begitu? Karena tidak pernah mau mencoba. Kalau menulis ya tinggal menulis saja. Tidak usah berpikir ini itu.

4. Selalu ingin hasilnya bagus. Ingat ya, jadi penulis itu bukan instan. Sekali menulis langsung jadi. Menulis itu butuh proses. Jangan melihat kehebatan orang lain dengan kondisi saat ini. Para penulis bisa jadi hebat seperti sekarang ini karena mereka sudah melalui berbagai macam proses yang kita tidak ketahui. Menulislah apa adanya meskipun hasilnya terasa jelek. Dan memang tahap-tahap awal menulis itu hasilnya selalu jelek.

5. Tidak konsisten dengan waktu. Penyakit ini seringkali dijumpai di kalangan penulis pemula karena mereka belum terbiasa menetapkan jadwal waktu menulis. Ketidakkonsistenan dalam memanfaatkan waktu menulis akan menjadi hambatan yang sangat besar.

6. Tidak punya mentor. Keahlian menulis tidak semata-mata karena bakat. Ada sebagian penulis yang tidak bakat menulis, tapi karena senantiasa dibimbing dan diarahkan seorang mentor ia jadi penulis hebat. Untuk kalian yang belum mempunyai mentor, ikutilah workshop-workshop menulis.

7. Menulis sambil mengedit. Ini adalah kebiasaan buruk sekaligus penyakit kronis para penulis pemula. Baru satu atau dua paragraf ditulis, diedit lagi diedit lagi. Setelah mendapatkan satu halaman, dibaca lagi dari atas. Lalu ketika terasa ada yang kurang bagus diedit lagi. Menulis itu sebaiknya apa adanya dulu. Selesaikan tulisan kita sampai kata terakhir. Baru setelah itu dibaca dan diedit. Itulah yang selalu dilakukan oleh para penulis yang sudah menerbitkan karya.

Nah, dari ketujuh penyakit penulis pemula di atas, adakah yang kamu rasakan?

Let's start writing!


0 comments:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Post a Comment