Penulis akan terus lahir dri hari ke hari. Namun tak semua penulis yang bisa eksis setiap hari. Ada beberapa hal yang mendasari hal ini. Pertama, karena penulis tidak mau sungguh-sungguh dalam belajar menulis. Banyak penulis yang ingin langsung jadi. Bikin tulisan langsung jadi. Bikin novel, cerpen, langsung terkenal. Kalau saja ada audisi penulis di televisi, mungkin kamu yang sifatnya seperti ini pantas mengikutinya.
Kedua, karena penulis tidak tahan banting. Baru satu kali, dua kali ditolak penerbit atau media sudah klenger burger. Mau nyoba nulis lagi takut ditolak lagi. Ketiga, karena penulis itu terpatok pada karya yang sudah dikirimkan. Banyak penulis yang baru sekali ngirim naskahnya ke penerbit atau media abis itu nungguin kabar tiap hari. Dia merasa pusing dan kesal bila setelah seminggu tidak ada kabar.
Mungkin muncul dalam benak kamu, saya sudah berulangkali menulis tapi selalu gagal dan gagal terus. Apakah karena saya tidak berbakat? Nah, pertanyaan inilah yang menggelitik hati untuk menulis tipe-tipe penulis.
Bisa jadi memang ada orang yang jadi penulis itu karena berbakat, tapi tidak semua penulis lahir karena ia berbakat. Berikut dua tipe penulis yang, menurut saya, selama ini ada :
- Penulis yang berbakat. Seperti tadi saya singgung, ada orang yang jadi penulis karena memang ia berbakat menulis. Orang yang punya bakat menulis akan dengan mudah merangkai kata demi kata menjadi kalimat, dan menyusun kalimat demi kalimat membentuk sebuah paragraf yang indah dan enak dibaca. Tipe penulis ini mudah memolesnya, artinya dengan sedikit bimbingan ia akan bisa menjadi penulis yang luar biasa.
- Penulis yang bejo. Tipe penulis yang satu ini terbilang aneh, ia tidak pandai-pandai amat menyusun kalimat. Alur ceritanya pun terkadang tidak karuan. Akan tetapi ia mempunyai tekad yang kuat untuk terus menulis. Ia bisa eksis tetap berkarya karena ada unsur bejo alias beruntung. Beruntungnya bagaimana? Beruntungnya, dia kenal sama penulis senior yang sabar, yang mau membimbingnya. Naskah yang ditulisnya mengandung ide-ide yang fresh from the oven alias original. Nah, untuk kasus terakhir ini, penulis yang bejo ini akan disuruh memperbaiki tulisannya, dan penerbit akan dengan suka rela mengarahkannya karena mereka tahu naskahnya itu bakal meledak di pasaran.
Nah, di manakah posisimu?
Intinya, tidak ada alasan untuk menyerah menjadi penulis. Karena untuk menjadi penulis tidak harus mempunyai bakat, namun yang penting adalah tekad yang kuat untuk selalu belajar dan memperbaiki kualitas diri.
Intinya, tidak ada alasan untuk menyerah menjadi penulis. Karena untuk menjadi penulis tidak harus mempunyai bakat, namun yang penting adalah tekad yang kuat untuk selalu belajar dan memperbaiki kualitas diri.
0 comments:
Post a Comment