Berikut ini tiga diantara sekian banyak novel yang terbit di bulan Januari 2015. Hmmm... kapan ya punyaku, punya kamu, akan terbit?
1. "Isinga", Dorothea Rosa Herliany
Di
awal tahun ini penulis Dorothea Rosa Herliany merilis karya terbarunya berjudul
'Isinga' setebal 218 halaman.. Novel tersebut menceritakan tentang perjalanan
Malom untuk meneruskan keturunannya di negeri Papua. Sinopsisnya:
Kehamilan demi kehamilan, keguguran demi keguguran tidak mengurangi niat Malom untuk terus punya anak. Malom berpikir itu sudah menjadi tugasnya sebagai laki-laki. Tugas yang diminta masyarakat. Suami harus mengawini istri agar menghasilkan anak. Perempuan adalah makhluk yang mendatangkan kesuburan. Anak laki-laki berguna untuk menuntut pengakuan akan tanah dan simbol penerus keturunan. Makin banyak anak laki-laki, makin berharga dan bermartabat. Tanah luas dan keturunan banyak. Anak laki-laki juga berguna agar prajurit mati ada yang menggantikan. Anak perempuan bernilai ekonomi. Perempuan berguna untuk mendapatkan mas kawin dan harta adat (babi).
Kehamilan demi kehamilan, keguguran demi keguguran tidak mengurangi niat Malom untuk terus punya anak. Malom berpikir itu sudah menjadi tugasnya sebagai laki-laki. Tugas yang diminta masyarakat. Suami harus mengawini istri agar menghasilkan anak. Perempuan adalah makhluk yang mendatangkan kesuburan. Anak laki-laki berguna untuk menuntut pengakuan akan tanah dan simbol penerus keturunan. Makin banyak anak laki-laki, makin berharga dan bermartabat. Tanah luas dan keturunan banyak. Anak laki-laki juga berguna agar prajurit mati ada yang menggantikan. Anak perempuan bernilai ekonomi. Perempuan berguna untuk mendapatkan mas kawin dan harta adat (babi).
2. "Anak Bajang Menggiring Angin", Sindhunata
“Apakah
artinya samudra yang luas dan dalam, bila cinta ingin mengarungi dan terjun di
dalamnya, Kawanku?” tanya Anila dalam lagunya. Serentak para kera berhenti,
sambil menari-nari mereka pun menjawab nyanyian Anila.
“Samudra itu akan menjadi telaga, dan cinta akan menjadi sepasang golek kencana di permukaan airnya. Hilanglah kedalaman lautan, musnahlah luas samudra, dan mandilah sepasang golek-kencana, bersiram-siraman dengan air telaga.”
Itulah sepenggal ekspresi tentang makna cinta yang dengan sangat indah dilukiskan dalam karya sastra 'Anak Bajang Menggiring Angin' karya Sindhunata ini. Tak banyak karya sastra Indonesia yang dicetak ulang berkali-kali seperti buku ini. Banyak pembaca mengaku telah menemukan pegangan yang menguatkan dan mencerahkan hidupnya. Beberapa penggalan kisah dan dialognya telah menyadarkan mereka akan arti penderitaan yang singgah dalam hidup mereka, akan kekuasaan atau jabatan yang mereka emban, persahabatan dan kebersamaan yang mereka jalin, keadilan dan kerendahan hati di tengah segala kepalsuan hidup.
“Samudra itu akan menjadi telaga, dan cinta akan menjadi sepasang golek kencana di permukaan airnya. Hilanglah kedalaman lautan, musnahlah luas samudra, dan mandilah sepasang golek-kencana, bersiram-siraman dengan air telaga.”
Itulah sepenggal ekspresi tentang makna cinta yang dengan sangat indah dilukiskan dalam karya sastra 'Anak Bajang Menggiring Angin' karya Sindhunata ini. Tak banyak karya sastra Indonesia yang dicetak ulang berkali-kali seperti buku ini. Banyak pembaca mengaku telah menemukan pegangan yang menguatkan dan mencerahkan hidupnya. Beberapa penggalan kisah dan dialognya telah menyadarkan mereka akan arti penderitaan yang singgah dalam hidup mereka, akan kekuasaan atau jabatan yang mereka emban, persahabatan dan kebersamaan yang mereka jalin, keadilan dan kerendahan hati di tengah segala kepalsuan hidup.
3. "Rembang Jingga", TJ Oetoro, Dwiyana Premadi
Amanda
Anwar menemukan kakaknya, Linda, tewas karena overdosis narkoba. Meninggalnya
Linda menimbulkan kemarahan orangtuanya, Amanda berusaha membuka hati ayahnya
dengan mencari tahu penyebab Linda terjerumus ke dunia narkoba melalui sebuah
buku harian.
Beberapa tahun setelah suaminya meninggal dunia, Karina Hakim memutuskan meninggalkan New York bersama anaknya, kembali ke Jakarta untuk membangun kehidupan baru. Sahabatnya, Amanda, mengajaknya pergi ke Rembang untuk membuktikan sebuah fakta dalam buku harian Linda. Melewati New York, Jakarta, Rembang, ternyata masa lalu Karina masih terus menghantuinya.
Novel ini rilis Januari 2015 mendatang dan setebal 232 halaman.
Beberapa tahun setelah suaminya meninggal dunia, Karina Hakim memutuskan meninggalkan New York bersama anaknya, kembali ke Jakarta untuk membangun kehidupan baru. Sahabatnya, Amanda, mengajaknya pergi ke Rembang untuk membuktikan sebuah fakta dalam buku harian Linda. Melewati New York, Jakarta, Rembang, ternyata masa lalu Karina masih terus menghantuinya.
Novel ini rilis Januari 2015 mendatang dan setebal 232 halaman.
Sumber : detik.com
0 comments:
Post a Comment