Poster FTV Bioskop Indonesia TransTV Premium
Film televisi (FTV) ini menceritakan seorang penjual nasi goreng bernama Atik yang sangat dengki melihat kesuksesan warung nasi goreng saingannya hingga akhirnya ia mendapatkan tulah. Tak hanya dengki, Atik juga serakah dan menghalalkan segala cara.
Dikisahkan Atik, seorang penjual nasi goreng, merasa kalah bersaing dengan warung nasi goreng yang ada di depannya milik Pak Umar. Atik mempunyai seorang anak gadis bernama Ela yang cacat di kakinya, jalannya pakai kruk atau tongkat penyangga. Sementara suami Atik, Rojak, selalu sakit-sakitan setelah ia di-PHK dari pekerjaannya dengan sepihak. Sedangkan Atik sendiri mempunyai selingkuhan bernama Jonan, seorang lelaki yang bekerja di restoran dan mengontrak di rumah petak di kampung Atik.
Sementara di lain pihak, Pak Umar mempunyai seorang anak laki-laki yang ganteng dan suka belain bapaknya kalau Atik sedang marah-marah ke Pak Umar. Dia juga yang pada akhirnya menolong Ela yang diusir dari rumahnya oleh Atik, dan menjadi kekasih Ela.
Karena tidak tahan dengan kemiskinan yang mendera dan kedengkiannya dengan warung nasi goreng Pak Umar yang selalu ramai. Atik pun curiga jangan-jangan Pak Umar memakai pesugihan, dan ia menyuruh kekasih gelapnya, Jonan, untuk membuat warung Pak Umar ditinggalkan pembelinya. Namun berbagai usaha yang dilakukannya tidak berhasil, warung Pak Umar tetap laris sementara warung nasgor Atik selalu sepi pembeli. Akhirnya Atik menempuh jalan hitam dengan memakai nasi basi dan minyak goreng bekas yang semuanya ia dapat dari restoran tempat Jonan bekerja. Tak hanya itu, Atik juga memakai nasi aking dan bangkai ayam yang dibuang warga ke sungai.
Dengan memakai nasi dan minyak bekas, serta sayuran bekas pula, Atik menjual nasi gorengnya dengan tarif yang jauh lebih murah daripada tarif seharusnya. Usahanya itu membuahkan hasil. Warung nasgor Atik selalu ramai, sementara warung nasgor Pak Umar selalu sepi. Akhirnya Atik terkena tulah atas semua kelicikannya itu. Kakinya terkena paku dan ia terinveksi virus tetanus hingga akhirnya meninggal dunia.
Naskah FTV ini ditulis oleh Ahjun Amriz dan disutradarai oleh Widi Wijaya. Adapun ide ceritanya berasal dari tim Bioskop Indonesia TransTV.
0 comments:
Post a Comment